Kerala India – Metrodompu.com
Proses belajar online ternyata tidak semulus yang dibayangkan oleh banyak pihak. Pasalnya, tak semua siswa memiliki ponsel pintar atau fasilitas lainnya untuk belajar online tersebut.
Dilansir dari laman Pantau24jam.com, menyebutkan terjadi di India, seorang anak berusia 14 tahun dari Kerala, India diduga mengakhiri hidupnya karena tak memiliki TV atau ponsel. Ini membuatnya tak bisa mengikuti pembelajaran seperti yang seharusnya.
Dilansir dari Al-Jazeera, siswa tersebut hilang dan ditemukan tewas di sebuah tempat sepi didekat rumahnya. Tubuhnya hangus dan sebotol minyak tanah kosong ditemukan di dekatnya.
Polisi yang mengusut kasus tersebut yakin gadis itu membakar dirinya sendiri. Ayah sang gadis yang hanya bekerja sebagai buruh harian, hampir tak ada penghasilan selama lockdown yang diberlakukan di negara itu.
Pengakuan sang ayah, mereka memiliki TV di rumah tapi dalam keadaan rusak. Malangnya, pria itu juga mengaku tak memiliki uang untuk membelikan anaknya ponsel.
“Saya tak mampu membelikan anak saya ponsel pintar, dan untuk memperbaiki TV pun tak bisa,” keluhnya. Jum’at, 24/7/2020.
Menteri pendidikan setempat yang kemudian meminta laporan dari pejabat pendidikan tingkat distrik terkait insiden tragis tersebut.
Aktivis mahasiswa sejak itu telah turun ke jalan di Kerala untuk memprotes kematian gadis itu.
Mereka menyoroti ketidaksetaraan antara murid-murid di daerah miskin dan pedesaan yang jauh lebih kecil kemungkinannya dapat belajar secara online sejak lockdown dilakukan.
“Seharusnya siswa miskin dapat memperoleh komputer atau ponsel dengan pinjaman tanpa bunga untuk menghindari kasus serupa di masa depan,” pungkas salah satu pengunjuk rasa.
Pernah Terjadi Di Makassar
Korban yang merupakan mahasiswi semester kedua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) tersebut awalnya pulang ke kampung halaman di Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pihak Unismuh Makassar turut membenarkan informasi adanya salah satu mahasiswinya yang meninggal saat dalam perjalanan mencari jaringan internet.
“Oh iya benar, benar itu. Mahasiswi atas nama Munawarah,” ujar Ketua Jurusan PGSD Unismuh Makassar Aliem Bahri, Rabu (8/4/2020).
“Saya hanya berkomunikasi melalui teman-teman sekelasnya. Dan mereka yang sempat komunikasi dengan pihak keluarga korban,” ujar Aliem Bahri.
Dia mengatakan, imbas Corona, pihak kampus pada dasarnya hanya meminta para mahasiswi berdiam diri di kamar kos atau di rumah kontrakannya di Makassar. Namun tak dapat dipungkiri tak sedikit mahasiswa yang memilih pulang kampung, termasuk korban. (Tim)