Dompu – Metrodompu.com
Aksi unjuk rasa (Unras) kembali dilakukan keluarga korban pembunuhan sadis di Dompu NTB.
Hari ini selasa (28/7/20) menjadi aksi unjuk rasa jilid dua yang dilakukan keluarga korban yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Perduli Pembunuhan Sadis (MPPS), setelah pada jilid pertama mereka berunjuk rasa dengan menuntut pihak Kepolisian Polres Dompu, untuk menetapkan tersangka lain selain dari pelaku utama pada pembunuhan sadis yang menewaskan saudara Iskadar 35 tahun pada Jumat 12 Juni lalu.
Dengan konteks yang sama, menurut Koordinator Lapangan (Korlap) Supratman alias Epeng yang dikonfirmasi disela dia berorasi. Dalam unjuk rasa jilid dua ini dirinya mempertanyakan terkait kejelasan laporan mereka pada tahun 2018 lalu, terkait pengancaman pembunuhan yang dilakukan pelaku terhadap korban sehingga berimbas pada pembataian terjadi tahun 2020 sekarang. Kemudian mereka menuntut juga Kepolisian Resor Dompu karena dinilai melakukan pembiaraan terhadap pelaku lain yang ikut serta melakukan pembunuhan terhadap saudara Iskandar.
“Sampai hari ini belum ada titik terang terkait penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian, dan belum ada juga pengembangan sama sekali terkait kasus ini, pelakunya masih ditetapkan satu orang itu saja” Ungkapnya.
Selain itu, Epeng juga memaparkan jika dirinya merasa kecewa sama pihak Kepolisian lantaran saban hari pihak Kepolisian Polres Dompu telah memanggil dua orang keluarga korban guna dimintai keterangan sebagai saksi saat pembakaran kandang ayam milik keluarga pelaku pada unjuk rasa jilid pertama lalu. Dan pemanggilan itu dinilai justru akan merusak psikologi keluarga korban sendiri.
“Kemari dilakukan pemanggilan oleh pihak Kepolisian Polres Dompu terhadap dua orang Keluarga korban, mereka menjadi saksi terkait pembakaran rumah di Desa O’o kemarin” pungkasnya.
Estimasi massa berkisar 50 orang yang sebagian besar terdiri dari kaum wanita. Mereka malakuakn aksi unjuk rasa di depan Mapolres Dompu, guna berharap Kapolres dapat menemui mereka untuk memberikan penjelasan terkait tuntutan mereka.
Usai melakukan aksi unjuk rasa, massapun pulang dengan tangan hampa, mereka kecewa lantaran hasil yang mereka harapkan tidak sesuai yang diharapkan. (MD-03)