Dompu, metrodompu.com – Eksekutif Kabupaten Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EK-LMND) Kabupaten Dompu, sukses menggelar dialog publik bersama ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Dompu di gedung PKK, Senin 29 Januari 2024.
Kegiatan yang mengangkat tema “Situasi demokrasi dalam menghadapi pemilu 2024” ini menghadirkan tiga orang narasumber, yakni, Ketua Bawaslu Kabupaten Dompu Swastari Haz, SH.C,. Med. Sekretaris Kesbangpoldagri, Ardiansyah, SE, dan Anggota DPRD Provinsi dapil NTB, Akhdiansya, S.Hi, yang dihadiri pula oleh sejumlah organisasi kepemudaan (OKP) Cipayung plus PMII, HMI, GMNI dan BEM.
Ketua EK-LMND Dompu, Dimas Satria Pratama menuturkan bahwa, dialog publik yang mereka helat sekarang sangat perlu dilakukan, hal ini guna memperbaiki sistem demokrasi yang ada di Indonesia, dengan cara, memberikan edukasi terhadap masyarakat, bahwasanya demokrasi ini memang perlu dijaga bersama dari tindakan oknum-oknum yang merusak demokrasi itu sendiri.
“Melihat situasi demokrasi di Indonesia yang melemah dengan peringkat 52 dunia menurut Economies Inteligent Unit (EIU), maka perlu kesadaran kita bersama untuk memperbaiki demokrasi yang ada, salah satu cara yaitu, membangun ruang edukasi untuk masyarakat agar mereka bisa menjaga demokrasi ini. Dan langkah yang diambil oleh Elemen Dompu adalah, dengan membangun dialog publik melalui tema ” Situasi demokrasi dalam menghadapi pemilu 2024″ ungkap Dimas.
Disisi lain Ketua Bawaslu Kabupaten Dompu Swastari Haz, SH.C,. Med memaparkan, bahwa demokrasi kita itu adalah bagian partisipatif, bagaimana menumbuh kembangkan demokrasi yang baik itu, harus melibatkan partisipatif aktif seluruh masyarakat.
“Bagaimana disitu kita bersinergi dan berkerja sama. Apa yang tidak bisa ditangkap oleh Bawaslu dan KPU, bisa jadi itu ditangkap oleh masyarakat” ungkapnya.
Lanjut Swastari, dia membetulkan adanya politik uang yang terjadi dan menjadi momok di tengah masyarakat, dan tidak hanya terjadi di Dompu semata, namun hal itu terjadi di seluruh wilayah Indonesia.
“Saya itu selalu menempatkan diri saya dengan orang-orang yang punya visi dan misi dengan saya, diluar kapasitas saya selaku ketua Bawaslu, bahwa saya selaku pemilih, saya salah satu orang yang turut serta mengorbankan sendi-sendi demokrasi dengan memilih tanpa uang. Lalu apakah tidak boleh kita mengajak semua orang untuk berprinsip yang sama, dan minimal kita disini mengajak orang yang terdekat dengan kita dulu. Kalau bukan kita, siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. Jangan menunggu bangsa ini hancur dulu baru kita berjuang” tandasnya.
Swastari juga mengatakan, keberlangsungan demokrasi itu tidak akan optimal tanpa adanya dukungan dari masyarakat, untuk itu dia mengajak masyarakat dan seluruh elemen untuk berpartisipasi dalam mengawasi jalan pemilu 2024 ini.(MD)