Dompu – metrodompu.com, Nur Savira, Pemudi kelahiran NTB tepatnya Kabupaten Dompu meraih prestasi sebagai penerima program Fully Funded dari Yayasan Insiatif Pemuda PENA untuk mengikuti program Menyapa Dunia #2 di Malaysia dan Thailand.
Savira, mengikuti program Menyapa Dunia #2 di Malaysia dan Thailand selama 5 hari pada Minggu, 30 Oktober – Kamis, 3 November 2022. Ia menjadi salat satu peserta terpilih yang dibiayai secara gratis.
Hebat, M. Khoirul Iman, Pendatang Baru Asal Dompu Juarai Catur se NTB
Savira, mengaku sangat bersyukur dapat mengikuti program tersebut
“Rasa syukur yang paling dalam kepada Allah telah diberikan hadiah yang luar biasa ini, tapi di balik itu banyak sekali yang Savira rasakan campur aduk menjadi satu.
“Saya ucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, sahabat untuk dibalik layar dan juga team Inisiatif Pemuda PENA, karena telah memberikan kesempatan yang luar biasa ini kepada saya, ” ujar Mahasiswa Matematika, Universitas Mataram.
Raih Suara Terbanyak, Junaidin, S. Pd Jadi Ketua KKKS Kecamatan Woja
Ia menjelaskan bahwa untuk menjadi bagian dari program keren tersebut tidaklah mudah.
“Utuk menjadi bagian dari pena, air mata dan teringat bercucuran yang keluar setia menemani proses demi proses yang dilalui, tidak mudah bagi saya untuk bisa mendapatkan kesempatan yang luar biasa ini , sehingga saya dapat melalui 4 tahap seleksi,” jelas pemudi yang pernah menjadi salah satu grand finalis putri mandalika NTB 2022.
Ia menyampaikan di Malaysia, ia berkesempatan menampilkan tarian tradisional suku Mbojo.
“Alhamdulillah saya di Malaysia mengunjungi Sanggar Bimbingan Permai Penang, di sana yang berkesempatan membawakan tarian tradisional khas Suku Mbojo,” jelas pemudi yang gemar seni tersebut.
Putri dari pasangan Harmudin dan Siti Asmah, S. Pd, Warga Desa Nowa Kecamatan Woja Kabupaten Dompu itu juga menjelaskan selama di sana ia mengunjugi berbagai tempat untuk belajar pengetahuan baru.
“Saya banyak sekali mengunjungi beberapa tempat, diantaranya ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia Penang, Universiti Sains Malaysia, dan tempat-tempat bersejarah lainnya di Malaysia dan Thailand,” jelasnya.
Dari program tersebut, ia banyak sekali mendapatkan pengetahuan dan ilmu, dan wawasan baru terutama budaya Malaysia dan Thailand.
“Saya belajar bahwa dunia tidak sesempit yang saya kira, dan ilmu itu melebihi luasnya duni dan seisinya. Peninggalan sejarah adalah bukti nyata bahwa sejarah ada untuk satu tujuan, untuk mengingat. Bahwa yang berlalu tidak boleh terulang kembali, karena kita punya satu tujuan yang cerah yang harus diraih di masa depan, ” ungkapnya.
Di akhir, ia berpesan kepada pemuda-pemudi NTB bahwa hidup jangan pantang meneyerah.
” Jangan pantang menyerah, meski harus jalur gelap dan berlubang jadi rintangan, yakinlah teman-teman itu titik awal dari sebuah terang yang akan kita dapatkan di penghujung jalan. Selalu berusaha dan bersyukur, karena kita mungkin belum sehebat harapan kita, but, you’re not as weak as you think, ” pesannya. (MD/ Muhammad Alvin Jauhari)