Belajar adalah suatu proses yang tidak hanya mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi juga mencakup berbagai tindakan dan kegiatan yang harus dilakukan, terutama jika ingin mencapai hasil belajar yang lebih baik. Namun masih banyak guru yang menggunakan pengajaran (penjelasan) atau lebih banyak memberikan ceramah kepada siswa karena dianggap paling mudah bagi guru.
Dalam pembelajaran ini guru lebih aktif dari pada siswa, guru tidak hanya harus mengajar dengan baik, tetapi guru juga harus dapat berinteraksi dengan siswa, untuk itu dalam proses pembelajaran harus memungkinkan untuk mengubah cara belajar siswa. dari siswa pasif. Menjadi siswa yang aktif. Untuk merubahnya guru harus mengetahui bagaimana gaya belajar masing-masing siswa.
Tidak banyak guru yang mengetahui gaya belajar siswa, setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, ketika dalam proses belajar mengajar guru cenderung menggunakan gaya belajar auditori, siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik mereka cenderung dirugikan karena lebih dominan mengajar menggunakan audiotori lebih sering berbicara dan siswa akan kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan.
Oleh karena itu, ketika guru mengembangkan metode pengajaran, mereka harus menggabungkan tiga gaya belajar, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Supaya materi yang di sampaikan mudah di pahami dengan baik oleh semua siswa. Pengajaran yang hanya menggunakan satu metode yang cocok untuk satu gaya belajar dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, seperti menurunkan motivasi siswa, rendahnya partisipasi dalam kegiatan belajar mengajar, dan berdampak pada hasil belajar siswa, Yang dimaksud dengan hasil belajar adalah bentuk perubahan dalam siswa yang sebelumnya ‘tidak bisa’ menjadi ‘bisa’.
Siswa juga perlu memahami jenis gaya belajar. Dengan demikian, mereka memiliki kesempatan untuk mengenal dirinya dan kebutuhannya dengan lebih baik.
Hubungan antara gaya belajar dengan pembelajaran menjadikan gaya belajar sebagai salah satu aspek penting yang harus diketahui baik oleh guru maupun siswa dalam usahanya mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Banyaknya gaya belajar yang dikuasai siswa juga mempengaruhi proses kegiatan belajar.
Gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar (NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989: 4).
Secara umum gaya belajar yang dimiliki siswa adalah gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang memaksimalkan penglihatan untuk menerima materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Contoh (1). anak cenderung melihat sikap, gerak bibir guru yang mengajar (2). kurang mampu mengingat informasi yang diterima secara lisan (3). tidak suka berbicara di depan kelompok dan tidak suka mendengarkan orang lain (4) belajar lebih mudah dipahami dengan membaca dari pada dengan mendengarkan.
Gaya belajar auditori adalah gaya belajar yang memaksimalkan pendengarannya dalam menerima materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru Contoh (1). cenderung banyak bicara (2) tidak suka membaca (3) mempelajari pengetahuan dengan mudah hanya dengan mendengarkan (4) suka berdiskusi dan mendengarkan orang lain.
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang memanfaatkan gerak tubuh untuk menerima materi pembelajaran yang disampaikan, contoh (1) susah untuk diam, selalu ingin bergerak, (2). suka menggunakan mata pelajaran nyata dalam mengajar, misalnya siswa tidak hanya membaca buku, tetapi juga mempraktekkan apa yang dipelajarinya (3). menyukai permainan atau aktivitas fisik (4) mengalami kesulitan dalam menguasai hal-hal abstrak seperti peta, dan simbol.
Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda, termasuk karakter belajarnya. Untuk mengetahui karakteristik gaya belajar siswa, guru dapat melakukan pengamatan secara mendetail terhadap karakteristik gaya belajar. Gaya belajar merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari pembelajaran, siswa membutuhkan cara yang sesuai atau nyaman dalam proses pembelajaran. Kenyamanan dalam belajar adalah gaya belajar yang dianggap sesuai oleh siswa.
Siswa dapat mendemonstrasikan cara tercepat dan terbaik untuk menyerap informasi eksternal. pentingnya mengetahui gaya belajar agar memudahkan siswa dalam belajar dan mendapatkan hasil yang maksimal, jika guru mengetahui gaya belajar setiap siswa maka belajar akan lebih efektif.
Mengenali gaya belajar siswa memang penting, namun tidak serta merta membuat siswa lebih pintar, tetapi mengenali gaya belajar siswa dapat menentukan gaya belajar yang lebih efektif, dan mengetahui bagaimana mereka akan menggunakan kemampuan belajarnya secara maksimal sehingga hasil belajar siswa dapat optimal.
Umumnya setiap siswa memiliki ketiga gaya belajar tersebut, namun pada suatu kesempatan hanya satu gaya belajar yang menonjol. Selain memiliki gaya belajar sendiri, siswa juga membutuhkan kemampuan untuk mengatur kegiatan belajarnya sehingga dapat mengoptimalkan potensi dirinya untuk pencapaian prestasi yang baik.
Ada juga siswa yang hanya memiliki satu gaya belajar, tetapi ada juga siswa yang memiliki tipe gabungan dua atau tiga gaya belajar. Biasanya tipe gabungan adalah siswa dengan gaya belajar audio-visual, visual-kinestetik dan auditory-kinestetik.
Siswa dengan gaya belajar audio visual dapat menggunakan inda pendengaran saja, atau penglihatan saja, tetapi lebih sering mereka menggunakan suara dan penglihatan, seperti melalui media video.
Gaya belajar merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan belajar mengajar, termasuk di tingkat sekolah dasar. gaya belajar yang cocok bisa membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar karena mereka sudah mengetahui apa kelebihan dan kekurangan mereka saat belajar, begitu mereka mengetahui gaya belajarnya maka akan lebih mudah bagi mereka untuk belajar mandiri. Dengan cara ini, kita tetap bisa belajar dengan efektif walaupun tidak belajar di kelas dan tidak didampingi oleh guru. (*)